THE HAUNTING OF BLY MANOR (NETFLIX SERIES) – Romantisasi Rumah Berhantu

Posted: January 17, 2021 in Resensi Film/TV
Tags: , , ,

Review oleh Kaitomo

Judul : The Haunting of Bly Manor (2020)
Sutradara : Mike Flanagan
Rilis : Okt 2020
Episode : 9 Episode
Pemeran : Victoria Pedretti, Oliver Jackson-Cohen, Amelia Eve

Oke, Sebelum pembaca protes, kenapa menonton The Haunting of Bly Manor (Kita sebut saja Bly) dulu daripada nonton The Haunting of Hill House (Kita sebut saja Hill) yang banyak diperbincangkan itu? ini jawaban saya : Saya baru langganan Netflix di Oktober 2020, dan pada masa-masa malam kurang tidur akibat anak yang baru lahir, saya perlu hiburan. Tapi tenang saja, saat menulis ini, saya sudah menonton HILL, jadi saya bisa membandingkan serial sekuel ini (walau ceritanya tidak berhubungan) dengan pendahulunya.

Baiklah, jadi kisah ini memang kisah rumah hantu. Kalau kamu yang sudah mengikuti HILL lebih dulu, pasti tahu kalau di setiap episodenya bakalan banyak penampakan hantu (yang jelas maupun samar-samar), dengan alur non linear alias pindah-pindah dari set masa lalu ke masa sekarang, dan juga plot twist dan penjelasan menjelang akhir-akhir episode. BLY juga mengadopsi formulasi yang sama. Kamu akan terkejut dan ngeri oleh beberapa jumpscare dengan penampakan hantu yang jelas, ataupun merinding ketika menyadari ada hantu yang mengamati para tokoh utama.

Bedanya, jika Hill berfokus pada “Kesialan” sebuah keluarga karena menjadi target rumah berhantu untuk “dimakan” dan harus menghadapi trauma sampai mereka dewasa, BLY mengajak kita menguak misteri yang ada di sebuah kastil melalui mata tokoh utamanya, Dani Clayton. Seorang wanita muda yang pindah dari Amerika serikat pada tahun 80-an (Jadi jangan harap ada orang yang memegang ponsel minta tolong saat dihantui, yah!) untuk bekerja menjadi guru sekaligus pengasuh dua anak kecil bernama Miles dan Flora Wingrave yang telah ditinggal mati kedua orangtuanya.

Sejak episode awal, penonton sudah digiring oleh mengapa Dani dihantui sosok hitam dengan mata menyala, dan mau menerima pekerjaan itu. Mencurigakan, bukan? gadis muda energik menetap di Inggris. Pasti ada sesuatu! Paman dari kedua anak itu akhirnya mengalah dan menerima Dani kerja. Di Bly Manor, Dani berkenalan dengan Owen, juru masak, Jamie si tukang kebun, dan Hannah, asisten rumah tangga yang tidak mau makan dan suka melamun (Kalau kamu penggemar cerita film horor, pasti sudah mencium gelagat aneh tentang Hannah).

Dari hari pertama, Dani sudah mulai takut dengan sikap Flora yang seolah-olah melihat sosok tak terlihat dan memperingatkan dirinya agar tak keluyuran malam-malam. Rumah boneka yang dimilik Flora menjadi kunci awal penonton memahami bahwa selain Manusia yang tinggal di rumah itu, ada makhluk lain yang juga tinggal dan berkeliaran di antara mereka. Terutama yang paling menakutkan adalah hantu Wanita Penghuni Danau, yang kadang keluar malam berkeliaran dan masuk ke rumah. Dia tidak segan-segan membunuh siapapun yang menghalangi jalannya. Dani juga tahu bahwa sebelum dirinya, ada seorang pengasuh bernama Rebecca Jessel yang berselingkuh dengan Peter Quint, asisten paman Flora yang keduanya dianggap menghilang setelah mencuri uang keluarga Wingrave.

Belakangan diketahui baik Rebecca maupun Peter, telah menjadi hantu dan tak dapat keluar dari rumah itu dikarenakan kutukan si Wanita di Danau telah mencengkeram para arwah yang tewas di rumah tersebut sehingga tidak bisa pergi ke alam lain. Satu persatu misteri kematian dan latar belakang tokoh-tokoh di film ini terkuak hingga pada puncaknya, Dani harus berhadapan langsung dengan hantu wanita di danau itu demi menyelamatkan Flora.

Menyaksikan seri ini, membuat saya tak sabar menunggu kelanjutan episode berikutnya setelah menyelesaikan satu episode. Sesuai judul di atas, iya, seri ini memang film hantu. Tapi aspek lain seperti kehilangan, perselingkuhan, pengkhianatan, jatuh cinta, dan lain-lain sangat kental menjadi atmosfir kisah ini. Dengan narasi Jamie tua yang hadir dalam pernikahan Flora ketika dewasa, film ini menceritakan perjalanan tokoh-tokohnya hingga selesai. Dan benar apa kata Jamie, ini bukan cerita hantu, tapi ini adalah cerita cinta.

Plus : Ceritanya nagih, bahkan ada episode yang bikin sedih, dan mata ini dibuat menduga-duga penampakan hantu dan latar belakang hantu tersebut. Selain itu, semua tokoh menyimpan rahasia, dan sangat asyik ketika satu persatu rahasia itu terbuka.

Minus : Kisah Rebecca Jessel dan Peter Quint cukup membosankan. Beberapa kali saya skip dikarenakan kurangnya kemistri di antara keduanya, dan akting pemerannya yang tenggelam oleh akting dari aktor aktris lainnya.

RATING : 8,0 dari 10

-Kaitomo-

credit : CNN.com

Leave a comment